(Cerpen) Twinkle
Twinkle
Author : Rifkha Aulia Fazrianti Zaelani (@rifkhaauliafaz)
Disclaimer : I own this story. Don’t copas without my permission.
…
.
END.
Note : Ada yang ingat pada tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima terjadi apa? Mungkin cerita ini semacam riddle. Jangan lupa kritik dan sarannya sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas penulisan author:) Terimakasih telah membaca.
…
“Twinkle twinkle little star”
Sebuah suara bernada dingin bernyanyi lirih. Disebuah lorong penjara
yang gelap dan mencekam Aulion mencari asal suara,
dan menemukan seorang anak kecil sedang bernyanyi sambil memainkan mobil-mobilannya disebrang sel tempat Aulion ditahan. Usianya sekitar 6 tahun.
dan menemukan seorang anak kecil sedang bernyanyi sambil memainkan mobil-mobilannya disebrang sel tempat Aulion ditahan. Usianya sekitar 6 tahun.
“Hei dik! Hei dik! Kau juga ditahan dipenjara ini?” Tanya Aulion
sedikit membesarkan volume suaranya. Dia harus sedikit berteriak karena
jarak sel Aulion dan sel anak itu terpisah sejauh beberapa meter. Anak
itu menoleh, tatapannya dingin, kemudian mengabaikan sapaan Aulion.
“Twinkle twinkle little star.. How I wonder what you are..” Anak itu kembali menyenandungkan lagunya. Aulion sedikit geram karena diabaikan.
“Hei dik, siapa namamu?” Anak itu berhenti menyenandungkan lagunya. Aulion tampak tercekat. Tatapan dingin anak itu tak berubah.
“Leo” Ucap anak itu kemudian.
“Aku Aulion. Kenapa kau bisa disini? Apa yang kau lakukan?”
“Aku sedang menunggu ibuku.” Aulion mengedarkan pandangannya, semua
sel dilorong penjara itu terkunci, bagaimana cara ibu anak itu keluar
dari sana? Fikir Aulion.
“Bisakah kau membantuku keluar?” Tanya Aulion, siapa tau saja anak
itu tau jalan keluar dari sana, karena ibu anak pun bisa menerobos
keluar.
“Kenapa aku harus membantumu?” Anak itu menatap tepat ke manik
Aulion. Aulion merasakan sekujur tubuhnya kaku. Tatapan anak itu mampu
membekukan dirinya.
“Aku harus membebaskan adikku. Kami dituduh mencuri ketika sedang
berjualan disekitar statsiun. Aku berjanji setelah membebaskan adikku,
aku akan membebaskanmu dan ibumu juga.” Anak itu kembali memainkan
mobil-mobilannya. Kemudian tangannya menunjuk tepat didepan sel Aulion.
Aulion melihat sebuah kunci tergeletak disana. Aulion sedikit terpaku
karena tidak menyadari bahwa sebuah kunci tergeletak didepan selnya
daritadi. Aulion memasukkan kunci itu kedalam lubang gembok selnya.
Aulion langsung berlari menyusuri lorong penjara gelap itu, terdengar
suara samar-samar anak itu kembali menyenandungkan lagunya.
“Twinkle twinkle little star.. Like a diamond in the sky..”
Aulion tersenyum mendengar samar suara anak itu. Kemudian dia terus
berlari menuju pintu keluar. Aulion mendapati dirinya tengah dikepung
oleh puluhan pasukan pengaman, mereka membawa masing-masing pistol
ditangannya. Aulion menelan ludah, dia merasa tenggorokannya tercekat.
Bulir-bulir keringat mengucur deras diwajahnya.
“Dimana adikku?” bentaknya kemudian. Pasukan pengaman itu tidak menggubris pertanyaan Aulion.
“Dimana adikku?” bentak Aulion lagi.
“Bebaskan kami! Kami bukan pencuri!”
“Dia berada disel tempat kau melarikan diri! Dia menyusulmu kesana!
Dia melarikan diri sebelum kami mengeksekusinya.” Jawab salah seorang
pasukan pengaman.
Aulion merasakan darahnya mulai mendidih, tangannya terkepal, dan
para pasukan pengaman itu mendekatkan pistolnya ke pelipis Aulion. Emosi
Aulion membuncah. Satu tarikan dipelatuknya saja mampu menghilangkan
nyawa Aulion. Aulion tidak boleh mati, sebelum menyelamatkan adiknya.
Aulion menangkis cepat sebuah pistol didekat pelipisnya, kemudian
meninju keras seorang anggota dari pasukan pengaman. Aulion berlari
secepat yang dia bisa. Diiringi puluhan tembakan yang menyasar tubuhnya.
Suara riuh peluru yang mengenai atap, lantai, dan tembok membuat Aulion
semakin mempercepat larinya. Dan dua buah peluru mengenai betisnya.
Aulion sempat mengerang sejenak kemudian mengabaikannya. Aulion tidak
menghiraukan peluru yang mengenai kakinya, meskipun saat ini darah mulai
mengalir deras dari kakinya. Suara tembakan peluru masih terdengar,
namun tak seriuh tadi. Beberapa menit kemudian, suara tembakan itu
menghilang. Aulion melangkahkan kakinya disebuah lorong gelap yang
memiliki puluhan sel. Jalannya terseok-seok, Aulion masih menahan sakit
dikakinya. Aulion mencari sel tempatnya ditahan tadi. Hanya suara derap
langkahnya sendiri yang terdengar ditelinga Aulion. Suara tetesan air
juga kini terdengar jelas ditelinga Aulion. Aulion mendapati adiknya
tengah tergantung didinding atas lorong sel, dan suara tetes air yang
didengarnya tadi bukanlah suara tetes air, melainkan suara tetesan darah
adiknya sendiri. Wajah adiknya pucat, kulitnya membiru akibat kepalanya
yang tercekik karena digantung, dingin, dan tak bernyawa. Tergantung
didinding atas lorong sel. Tetesan darah adiknya jatuh lurus kelantai
beralaskan selembar koran, Aulion mengambil koran itu dan melihat
tulisan yang tertera dihalamannya.
“Hiroshima, 6 Agustus 1945”
Aulion segera berlari menyusuri lorong untuk menuju pintu keluar,
puluhan pasukan pengaman tergeletak dingin dilantai lorong sel itu.
Dingin, dan tak terdeteksi adanya tanda-tanda kehidupan. Aulion
merasakan darahnya mulai membeku, seiring suara samar kertas yang bergesekan dengan dinding dan suara lirih yang terdengar
menghilang diujung lorong.
“Twinkle twinkle little star.. The first star I see tonight.”
..
END.
Note : Ada yang ingat pada tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima terjadi apa? Mungkin cerita ini semacam riddle. Jangan lupa kritik dan sarannya sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas penulisan author:) Terimakasih telah membaca.
Komentar